Langsung ke konten utama

Jiwa Para Dewa di Pelataran Ujung Jawa [PHOTO JOURNAL]

The earth is the mother of all people, and all people should equal rights upon it.- Chief Josep

Apa yang kamu bayangkan pertama kali ketika mendengar kata 5CM?

Sebuah penggaris? 

Ukuran pakaian? 

Atau yang dibawah ini?

_scrol....

_scrol....

_scrol....

_scrol....

_scrol....

_scrol....

_scrol....

Tadaaa......

Jika kamu anak generasi 90-an atau dulu kamu jadi suka naik gunung karena mereka, maka kita sedang membicarakan hal yang sama. Sebuah film yang membuat tren wisata minat khusus menjadi wisata massal. 

Jujur aja, aku juga jadi bagian dari gelombang itu. Suka ke gunung setelah menonton film 5CM. 
Dan syukurnya aku enggak memulai pendakian pertama ke Gunung Semeru. Agak ngeri untuk dilakukan sama pemula yang enggak punya ilmu. Saat itu naik gunung cuman untuk sekedar pamer pencapaian di media sosial. Siapa lagi kalau bukan aku... haha. 

Tapi tulisan kali ini bukan tentang film itu. 

Jadi ini cerita tentang...

Salah satu tempat yang ngasih perspektif baru samaku untuk belajar dan mengenal lebih dalam tentang pariwisata, adat budaya dan konflik sosial politik yang ada disana.
Tempat itu bernama Desa Ranu Pane.

Desa Ranu Pane terletak di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Aku berkesempatan belajar dan tinggal disana karena ada kesempatan yang diberikan oleh East Java Ecotourism Forum (EJEF), salah satu forum ekowisata di Jawa Timur yang fokus pada pengembangan ekowisata berbasis masyarakat. 

Tulisan ini akan jadi pengantar untuk memantik ingatanku mengenai Desa Ranupane, Mahameru, Tengger, kentang, pawon, sinoman, pengorganisasian dan kenangan lain yang mungkin akan muncul secara perlahan.

Ini beberapa highlight yang masih membekas mengenai Desa Ranupane;

  1. Desa Ranupane terletak di ketinggian sekitar 2100 mdpl. Salah satu desa tertinggi di Indonesia. Kalo datang di puncak kemarau, bisa lihat embun es di pagi hari. Ngopi pagi di luar, gak nyampe 5 menit udah jadi jelly tuh kopi. LOL
  2. Enggak disarankan menggunakan motor matic. Tanjakan panjang. Rem cepet panas coy! Bisa blong. Sayonara ke jurang.
  3. Desa Ranupane adalah desa enclave, desa yang dikelilingi oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Harga tanah jadi mahal banget coy! Luas wilayah sulit untuk bertambah, sementara manusia terus berkembang.
  4. Dihuni oleh masyarakat Tengger yang mendiami beberapa wilayah di sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
  5. Kamu bisa makan 'semen' disana. Iya! semenan.
  6. Masih aktif menjalani kegiatan adat istiadat. Ritual Yadnya Kasada dan Hari Raya Karo adalah dua acara keagaman dan budaya terbesar bagi masyarakat Tengger.
  7. Sering menggunakan Udeng dan Sarung dalam aktivitas sehari-hari. Gak sekedar fashion. Banyak makna filosofisnya coy. 
  8. Salah satu desa terluar di Kabupaten Lumajang sekaligus desa yang menyumbang PAD terbesar saat itu
  9. Bisa tau status wanita dari simpul sarungnya. Iya, kamu bisa tau dia gadis, janda atau sudah menikah.
  10. Hidup berdampingan dan harmoni dengan kepercayaan lain. Mereka punya Pura, Mesjid dan Gereja di satu wilayah. Netizen sumbu pendek gada disana yeyy!
  11. Beberapa kali mendapatkan penghargaan di bidang pariwisata.
    Banyak masyarakat yang mencari nafkah di industri pariwisata, tapi tetap lebih banyak yang berprofesi sebagai petani heheeeeee #YangTauTauAjaaaa
  12. Kentang, kubis dan brambang atau bawang merah adalah produk pertanian unggulan disana. Tanah lahan pertaniannya apa kabar ya? Masih dikasih makan yang 'itu' atau udah lebih sehat ya? 
  13. Pawon atau tungku atau saat ini yang umumnya disebut dapur adalah 'ruang sakral'. Sebuah penghormatan kalo kamu disambut di pawon mereka. So, jangan kaget, tapi berbanggalah kalo disambut di ruang informasi dan pergerakan masyarakat Tengger.
  14. Ada amphiteater di areal Danau Ranupane, sebagai sarana pertunjukan seni dan budaya. Apa kabar bangunan mewah itu?
  15. Kebakaran lahan, erosi dan sedimentasi adalah beberapa bencana yang kadang terjadi. Hati-hati sama api dan puntung rokok. Waspada kalo musim ujan. Ya mau gimana lagi, banyak alih-fungsi lahan :(
  16. Apa lagi ya? Ntar aku cicil di tulisan lainnya yaaa
Ini foto 'pemanasan', untuk membangkitkan kenangan mengenai Desa Ranupane.






Hospitality is simply love on the loose.- Joan D. Chittister

Komentar

  1. Sherina gak naik gunung, dia masuk hutan. Pantesan aku gak hobi-hobi banget muncak wkwk. Btw itu foto bagus amat. Kayak foto pinterest.

    BalasHapus
  2. Semenan itu cara makannya cemana, Bang?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saingan Baru Midjourney! Tools AI Ini Viral di Kalangan Pegiat Seni Digital

Jika kamu menyukai seni gambar digital, kemungkinan kamu pernah mendengar nama Midjourney, Tools AI penghasil gambar berbasis kecerdasan buatan. Terlepas pro kontra yang ada terkait originalitas dan hak cipta, tools AI ini terus berkembang untuk hasilkan gambar yang hyper realistic, yang semakin mirip dengan aslinya. Tapi sejak awal Agustus kemarin, ada satu tools yang ramai banget dibicarakan di pegiat seni digital berbasis AI. Namanya Flux. JADI INI CERITA TENTANG... Tools AI yang bisa ngebantu kamu untuk hasilkan gambar yang memiliki akurasi tinggi, hampir mirip kayak gambar aslinya. Jadi banyak banget profesional kreatif dan penggemar seni yang mulai pindah ke alat baru ini, dan setelah aku amati postingan mereka, aku jadi enggak heran sih sama si Flux ini. Dengan kemampuan fotorealistik dan fitur-fiturnya yang keren, Flux cepet banget dapet reputasi sebagai game-changer di dunia seni digital. Sampai-sampai, Midjourney yang udah lama jadi raja mulai kebanting. RAJA PEMBUAT GAMBAR,...

Pikirkan; Apa Hal Yang Benar-Benar Berharga Jika Semua Diambil Darimu?

Hula.... kita sudah di pertengahan tahun 2024. Bagaimana dengan Goalsmu? Apakah kamu masih ingat resolusi tahun 2024-mu? Sudah berapa banyak tujuan yang tercapai hingga hari ini? 1? 2? 4? atau malah NOL BESAR?  Dan hayoo jujur, kapan nih terakhir kali kamu membuka rencana dan resolusi 2024 yang udah kamu susun di awal tahun kemarin?  Menurut survei dari University of Scranton, hanya 8% orang yang berhasil mencapai resolusi yang mereka tetapkan. Artinya, ada 92% orang yang gagal. Jadi, ketika kamu gagal mencapai tujuanmu, kamu tidak sendirian, ada 92% lainnya bersamamu. Jangan sedih. LOL. JADI INI CERITA TENTANG... Pengalamanku yang gagal menentukan apa yang benar-benar penting untuk hidup. Sebelum menuliskan reolusi tahun ini, aku udah baca buku dan nonton puluhan video di Youtube tentang bagaimana membuat Goals yang 'benar'. Aku catat poin pentingnya. Aku sesuaikan dengan kebiasaan dan kebutuhanku. Dan mulai aku rumuskan satu per satu. Ada 8 areal hidup di tahun ini yang jadi...

Teknologi Yang Membuatmu Abadi

"You're not just taking a picture; you're capturing their souls, preserving it in a box, freezing it for eternity."  Sebagai salah satu penghuni semu planet bumi, aku sangat takjub dengan banyaknya kemudahan yang didapatkan selama hidup hingga kini. Dan pesan singkat yang kemarin aku terima dari seorang keluarga di Kampung Adat Tololela, Bajawa buat aku semakin bersyukur bisa hidup di era informasi saat ini. Matilda atau mama Ide, begitu aku biasa memanggilnya, mengirimkan sebuah pesan video melalui WhatsApp. Isinya adalah video seorang wanita yang sedang memasak di tempat perapian favoritku dulu. Tempat sakral dimana aku menghabiskan banyak waktu untuk belajar bersama mama Ide dan alm oma Vero, keluarga baru yang selalu menyambutku dengan hangatnya moke dan nikmatnya Ra'a rete. Aku gak begitu memperhatikan isi percakapan mereka dalam video itu. Melihat video singkat itu, segera pikiranku terbang 4 ribu-an km jauhnya. Ke perkampungan di atas bukit yg dikelilingi ...