Langsung ke konten utama

Aku Suka Berbicara Pada Diriku Sendiri. Apakah Aku Aneh?

Talk to yourself as you would someone you love - Brene Brown

"Wah, kelepasan lagi, aku ngomong sendiri. Duh, malu banget mulutku bicara sendiri tanpa aku sadari. Mereka perhatiin tingkahku sedari tadi gak ya?"

Jika kamu related dengan kalimat diatas, maka kemungkinan kamu pernah atau bahkan sering berbicara dengan dirimu sendiri. Entah itu soal makanan yang sedang kamu nikmati. Tumpukan pekerjaan hari ini, atau bahkan ngomong sendiri karena masih kesel sama pengendara motor yang masang lampu sein kiri tapi belok kanan.

Dan ketika kamu lanjut baca tulisan ini, kamu mulai berpikir, 'apakah berbicara kepada diri sendiri itu normal? atau aku punya kelainan mental?'

Stop! Kamu harus hentikan pikiran itu sekarang. Itu belum tentu benar.

Jadi, ini cerita tentang....

Aku baru aja nonton sebuah video yang menarik. Dan jika kamu masih membaca tulisanku sejauh ini, kemungkinan kamu juga akan menyukai video tersebut. Karena kita mungkin sedang mempertanyakan hal yang sama, 'apakah aneh jika aku berbicara pada diriku sendiri?'

Jawaban singkatnya tidak. Berbicara pada diri sendiri itu normal.

Tapi ada beberapa hal yang harus aku dan kamu perhatikan dengan seksama perihal bicara dengan diri sendiri.

Percakapan dengan diri sendiri atau yang disebut self talk, bisa dibilang seperti obrolan singkat dengan karakter utama dalam hidupmu: dirimu sendiri. Yah, meskipun terdengar sedikit aneh, tapi percakapan ini justru bisa memberikan kamu pengetahuan baru yang menarik tentang dirimu sendiri.

This part hit me so deeply. Do you? :))

Misalnya, ketika kamu lagi scrolling instagram dan lihat tempat makan favoritmu di review oleh seorang influencer, kamau pun lekas berkata, "mie ayam jamurnya emang enak sih itu, ga heran kalo rame banget, kapan ya makan disitu lagi?" Itu adalah contoh dari self talk. Kamu sedang berinteraksi dengan dirimu sendiri, mengekspresikan kekaguman dan hasrat untuk berkunjung lagi. Dan sebenarnya, hal ini sangatlah wajar.

Enggak cuman itu, self talk juga bisa jadi tempat untuk merencanakan atau mengatur prioritas. Misalnya, ketika kamu berpikir, "Bukber untuk reuni nanti enaknya dimana ya?" Kamu sedang mempertimbangkan pilihan dan mencari solusi yang terbaik bagi dirimu sendiri.

Dan hal yang enggak kalah menarik adalah bahwa apa yang kita bicarakan sama diri sendiri itu bisa mempengaruhi pikiran kita, menjadi positif atau negatif. Misalnya ketika kamu sedang kesulitan dalam melakukan tugas pekerjaan yang baru, dan kamu berkata, 'Aku bisa selesaikan pekerjaan ini. Yang aku perlukan adalah mengikuti instruksi dan melakukannya. Aku bisa!'

Perkataan positif itu bisa meredakan stresmu dan meningkatkan semangatmu untuk mulai melakukan pekerjaan itu.

Hal yang sama juga berlaku jika kamu berkata negatif seperti, "Aku nyerah aja deh. Enggak mungkin aku bisa lakukan pekerjaan itu. Aku kan enggak punya pengalaman dalam bidang itu. Yaudah lah, begini juga enggak apa-apa"

Dan jika kamu terus mengatakan hal-hal yang negatif tentang dirimu, kepercayaan dirimu akan semakin berkurang. Kamu kehilangan kekuatan terbesar yang pernah kamu miliki, yaitu rasa percaya diri kalau kamu bisa melakukan hal-hal besar lainnya.

Makanya, penting banget untuk selalu menjaga kualitas percakapan kita dengan diri sendiri. Kalau kamu merasa self talkmu cenderung negatif, mungkin saatnya untuk mulai mengubahnya. Ingat, kita adalah teman terbaik bagi diri kita sendiri, jadi mari berbicara pada diri kita dengan penuh kasih sayang dan semangat!

Your self talk creates your reality - Abhishek Kumar

Jadi, ketika kamu lagi ngobrol sama dirimu sendiri, inget ya, selalu jadi baik. Suara dalam hati itu kan bakal jadi teman yang bakal kita ajak ngobrol selama-lamanya. Eh, tapi inget, jangan terlalu sering ngobrol sama diri sendiri di tempat umum, nanti dikira kurang waras. Hehe.

Jika kamu juga ingin belajar tentang hal yang aku bahas di tulisan ini, tonton disini ya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saingan Baru Midjourney! Tools AI Ini Viral di Kalangan Pegiat Seni Digital

Jika kamu menyukai seni gambar digital, kemungkinan kamu pernah mendengar nama Midjourney, Tools AI penghasil gambar berbasis kecerdasan buatan. Terlepas pro kontra yang ada terkait originalitas dan hak cipta, tools AI ini terus berkembang untuk hasilkan gambar yang hyper realistic, yang semakin mirip dengan aslinya. Tapi sejak awal Agustus kemarin, ada satu tools yang ramai banget dibicarakan di pegiat seni digital berbasis AI. Namanya Flux. JADI INI CERITA TENTANG... Tools AI yang bisa ngebantu kamu untuk hasilkan gambar yang memiliki akurasi tinggi, hampir mirip kayak gambar aslinya. Jadi banyak banget profesional kreatif dan penggemar seni yang mulai pindah ke alat baru ini, dan setelah aku amati postingan mereka, aku jadi enggak heran sih sama si Flux ini. Dengan kemampuan fotorealistik dan fitur-fiturnya yang keren, Flux cepet banget dapet reputasi sebagai game-changer di dunia seni digital. Sampai-sampai, Midjourney yang udah lama jadi raja mulai kebanting. RAJA PEMBUAT GAMBAR,...

Pikirkan; Apa Hal Yang Benar-Benar Berharga Jika Semua Diambil Darimu?

Hula.... kita sudah di pertengahan tahun 2024. Bagaimana dengan Goalsmu? Apakah kamu masih ingat resolusi tahun 2024-mu? Sudah berapa banyak tujuan yang tercapai hingga hari ini? 1? 2? 4? atau malah NOL BESAR?  Dan hayoo jujur, kapan nih terakhir kali kamu membuka rencana dan resolusi 2024 yang udah kamu susun di awal tahun kemarin?  Menurut survei dari University of Scranton, hanya 8% orang yang berhasil mencapai resolusi yang mereka tetapkan. Artinya, ada 92% orang yang gagal. Jadi, ketika kamu gagal mencapai tujuanmu, kamu tidak sendirian, ada 92% lainnya bersamamu. Jangan sedih. LOL. JADI INI CERITA TENTANG... Pengalamanku yang gagal menentukan apa yang benar-benar penting untuk hidup. Sebelum menuliskan reolusi tahun ini, aku udah baca buku dan nonton puluhan video di Youtube tentang bagaimana membuat Goals yang 'benar'. Aku catat poin pentingnya. Aku sesuaikan dengan kebiasaan dan kebutuhanku. Dan mulai aku rumuskan satu per satu. Ada 8 areal hidup di tahun ini yang jadi...

Teknologi Yang Membuatmu Abadi

"You're not just taking a picture; you're capturing their souls, preserving it in a box, freezing it for eternity."  Sebagai salah satu penghuni semu planet bumi, aku sangat takjub dengan banyaknya kemudahan yang didapatkan selama hidup hingga kini. Dan pesan singkat yang kemarin aku terima dari seorang keluarga di Kampung Adat Tololela, Bajawa buat aku semakin bersyukur bisa hidup di era informasi saat ini. Matilda atau mama Ide, begitu aku biasa memanggilnya, mengirimkan sebuah pesan video melalui WhatsApp. Isinya adalah video seorang wanita yang sedang memasak di tempat perapian favoritku dulu. Tempat sakral dimana aku menghabiskan banyak waktu untuk belajar bersama mama Ide dan alm oma Vero, keluarga baru yang selalu menyambutku dengan hangatnya moke dan nikmatnya Ra'a rete. Aku gak begitu memperhatikan isi percakapan mereka dalam video itu. Melihat video singkat itu, segera pikiranku terbang 4 ribu-an km jauhnya. Ke perkampungan di atas bukit yg dikelilingi ...